"Sejak Saya Jadi Menteri, Kenapa Ya Kuota BBM Selalu Jebol?"
JAKARTA - Menteri ESDM Jero Wacik mengaku masyarakat Indonesia sulit untuk diajak berhemat, salah satunya berhemat penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam tiga tahun masa jabatannya sebagai Menteri ESDM kuota BBM selalu mengalami kejebolan kuota.
"Kuota BBM, sejak saya jadi Menteri setiap tahun kuotanya jebol, itungannya kenapa yah susah sekali ditekan? Selalu lewat," kata Jero usai Rapat Kerja di Komisi VII Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia menjelaskan, pada tahun pertama dirinya menjabat sebagai Menteri ESDM, kuota BBM belum sampai akhir tahun sudah hampir habis. Hal tersebut dimungkinkan harga BBM pada waktu itu terbilang murah yang memicu masyarakat belum bisa menghemat.
"Tahun pertama Oktober kuotanya mau habis, setelah dihitung salah satu kemungkinan besarnya orang Indonesia itu sangat sulit diajak menghemat kalau harganya murah," tambahnya.
Namun, lanjut Jero, untuk saat ini dengan BBM bersubsidi sudah menginjak Rp6.500 per liter, masyarakat nampak sudah menghemat penggunaan BBM. Dirinya juga mengakui bahwa stok kuota BBM pada tahun ini cukup.
"Waktu Rp4.500 susah sekali, sejak Rp6.500 itu menurun penggunaan BBM subsidinya, jangan-jangan ada penghematan, sampai hari ini tidak lewat penggunaan BBM subsidi, sampai akhir tahun cukup hitungan kita, kalau ini bisa berlangsung terima kasih masyarakat telah berhemat, kalau ini terjadi pertama kali tidak mengajukan penambahan kuota," tutup Jero. (rez) (rhs)
"Kuota BBM, sejak saya jadi Menteri setiap tahun kuotanya jebol, itungannya kenapa yah susah sekali ditekan? Selalu lewat," kata Jero usai Rapat Kerja di Komisi VII Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Dia menjelaskan, pada tahun pertama dirinya menjabat sebagai Menteri ESDM, kuota BBM belum sampai akhir tahun sudah hampir habis. Hal tersebut dimungkinkan harga BBM pada waktu itu terbilang murah yang memicu masyarakat belum bisa menghemat.
"Tahun pertama Oktober kuotanya mau habis, setelah dihitung salah satu kemungkinan besarnya orang Indonesia itu sangat sulit diajak menghemat kalau harganya murah," tambahnya.
Namun, lanjut Jero, untuk saat ini dengan BBM bersubsidi sudah menginjak Rp6.500 per liter, masyarakat nampak sudah menghemat penggunaan BBM. Dirinya juga mengakui bahwa stok kuota BBM pada tahun ini cukup.
"Waktu Rp4.500 susah sekali, sejak Rp6.500 itu menurun penggunaan BBM subsidinya, jangan-jangan ada penghematan, sampai hari ini tidak lewat penggunaan BBM subsidi, sampai akhir tahun cukup hitungan kita, kalau ini bisa berlangsung terima kasih masyarakat telah berhemat, kalau ini terjadi pertama kali tidak mengajukan penambahan kuota," tutup Jero. (rez) (rhs)
Minggu, 03 November 2013
Analisis: Faktor Harga sangat mempengaruhi pemakaian akan penggunaan BBM, ketika harga BBM murah masyarakat seakan-akan tidak peduli dengan pasokan BBM. ketika pasokan BBM sudah berkurang mau tidak mau pemerintah harus membuat masyarakat berhemat untuk penggunaan BBM dengan cara menaikkan harga, tentu saja hal ini berhasil menekan angka penggunaan BBM dan masyarakat tanpa disadari melakukan penghematan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar